BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Selama masa kehamilan, daya tahan
seseorang cenderung mengalami penurunan. Akibatnya, rentan terserang berbagai
penyakit. Bahkan infeksi ringan , terkadang sulit untuk dihindari. Padahal,
selama kehamilan seorang calon ibu dituntut untuk menjaga stamina agar tetap
prima.
Sekalipun
infeksi yang dialami oleh ibu hamil tidak selalu berpengaruh terhadap janin,
namun ceritanya akan lain bila terinfeksi virus herpes dan virus varisella Penyakit ini termasuk TORCH
(toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simpleks) dan varisella zoster
. Kelima penyakit ini dapat
mengakibatkan kerusakaan janin.Seorang ibu hamil hendaknya mewaspadai terhadap
serangan virus herpes dan virus varisella zoster, sebab infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual ini, bila mengenai janin akan mengakibatkan kematian.
Untuk
mencegah agar bayi yang sistem kekebalannya masih sangat lemah, seorang Dokter
akan memberikan saran agar ibu hamil yang terindikasi virus herpes, melahirkan
secara caesar. Persalinan caesar memungkinkan bayi tidak perlu melewati saluran
persalinan yang menjadi persemaian berbagai virus.
Penyakit herpes muncul dalam bentuk gelembung atau lepuh-lepuh pada permukaan kulit, disertai rasa sakit. Berdasarkan bagian tubuh yang diserang, dapat dibedakan sebagai herpes genitalis, herpes gestationis, herpes simpleks dan herpes zoster.
Penyakit herpes muncul dalam bentuk gelembung atau lepuh-lepuh pada permukaan kulit, disertai rasa sakit. Berdasarkan bagian tubuh yang diserang, dapat dibedakan sebagai herpes genitalis, herpes gestationis, herpes simpleks dan herpes zoster.
Ibu
hamil termasuk dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit
chickenpox/varisela apabila di masa mudanya belum pernah mengalaminya. Bagi ibu
hamil dengan usia kehamilan 1 hingga 3 bulan, memang bisa terjadi komplikasi
terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau bayi terkena
sindrom congenital varicella (infeksi pada janin kuartal pertama kehamilan)
yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibu. Namun memang
prevalensi ibu hamil penderita cacar air yang mendapat komplikasi ini masih
rendah (sekitar 2 dari 100 kasus). Kehamilan cenderung memperburuk perjalanan
penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan risiko
kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal kehamilan
memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari herpes dan varisella ?
2.
Apa penyebab dari
herpes dan varisella?
3.
Bagaimana tanda dan
gejala herpes dan varisella?
4. Bagaimana
pencegahan herpes dan varisella
?
5. Bagaimana
penatalaksanaan herpes dan varisella?
1.3. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari herpes dan
varisella
2. Untuk
mengetahui penyebab dari herpes dan
varisella
3. Untuk
memahami tanda dan gejala herpes dan
varisella
4. Untuk
mengetahui cara pencegahan terjadinya herpes
dan varisella
5. Untuk
mengetahui penatalaksanaan terhadap
herpes dan varisella
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Defenisi Herpes Genitalis
Genital
herpes, juga umumnya disebut "herpes" adalah infeksi virus oleh herpes simplex virus (HSV) yang
ditularkan melalui kontak intim dengan lapisan-lapisan yang ditutupi lendir
dari mulut atau vagina atau kulit genital. Virus memasuki lapisan-lapisan atau
kulit melalui robekan-robekan mikroskopik. Sekali didalam, virus berjalan ke
akar-akar syaraf dekat sumsum tulang belakang (spinal cord) dan berdiam disana
secara permanen.
Ketika
seseorang yang terinfeksi mempunyai perjangkitan herpes, virus berjalan
menuruni serabut-serabut syaraf ke tempat dari asal infeksi. Ketika ia mencapi
kulit, kemerahan dan lepuhan-lepuhan (blisters) yang khas terjadi. Setelah
perjangkitan awal, perjangkitan-perjangkitan yang berikut cenderung menjadi
sporadik. Mereka mungkin terjadi mingguan atau bahkan tahunan berpisahan.
Dua
tipe-tipe dari virus-virus herpes berhubungan dengan luka-luka genital: herpes
simplex virus-1 (HSV-1) dan herpes simplex virus-2 (HSV-2). HSV-1 lebih sering
menyebabkan blisters dari area mulut sementara HSV-2 lebih sering menyebabkan
luka-luka genital pada area sekitar anus. Perjangkitan dari herpes berhubungan
erat pada berfungsinya sistim imun. Wanita-wanita yang mempunyai sistim-sistim
imun yang ditekan, karena stress, infeksi, atau obat-obat, mempunyai
perjangkitan-perjangkitan (outbreaks) lebih seringkali dan bertahan lebih lama.
Wanita
hamil terserang herpes bayi mempunyai risiko tinggi tertular. Virus dapat
ditularkan kepada janin melalui placenta selama kehamilan atau selama
persalinan vaginal. Pada infeksi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko
keguguran, ketuban penurunan pertumbuhan. Sekitar 30-50% bayi yang lahir
melalui vagina dengan seorang ibu yang terinfeksi virus herpes. Bayi yang
dilahirkan perempuan mengalami serangan pada saat lahir, satu sampai empat
persen menjadi terinfeksi dengan herpes-simplex virus.
Setelah
infeksi, virus herpes membentuk suatu masa yang disebut latency, saat virus
yang ada dalam tubuh dari sel saraf dapat muncul (misalnya alat kelamin, mulut,
dan bibir) virus menjadi aktif lagi. Meskipun aktif, virus mulai kali (disebut
peluruhan) dan menjadi transmittable lagi. Peluruhan ini mungkin tidak disertai
oleh gejala. Selama reaktivasi, virus berpindah dari dalam sel saraf dan
diangkut melalui saraf ke kulit. Kemampuan virus herpes menjadi laten dan
reaktif menjelaskan jangka panjang, sifat herpes infeksi yang berulang.
Infeksi
ulang mungkin dipicu oleh haid, penyakit yang menyebabkan fevers, stres, sistem
kekebalan imbalances, dan penyebab lainnya yang tidak diketahui. Namun, tidak
semua pasien mengalami kejadian kedua.
2.2
Gejala
Herpes
genitalis primer timbul setelah masa laten yang lamanya
bervariasi (Glasier, Anna, 2006)
1.
Gejala sistemik sering terjadi, terutama pada wanita dan
mencakup demam, nyeri kepala, malese dan mialgia.
2.
Nyeri yang mungkin parah, di vulva atau penis disuria dan peningkatan
rabas vagina.
3.
Pembesaran kelenjar linfe inguinal disertai nyeri tekan
biasanya timbul lebih dari 1 minggu setelah awitan penyakit.
4.
Lesi awalnya bersifat popular tetapi cepat menjadi vesikel
dan mengalami ulserasi. Lesi menetap sampai 2 minggu sampai terjadi pembentukan
krusta.
5.
Pada wanita, dijumpai ulkus ekstensif di labia mayor, labia
minora, kulit di sekitar introitus, perineum, region periananal, vagina, dan
serviks.
6. Dapat
timbul proktitis herpetika.
7. Pembentukan
lesi baru dapat dijumpai pada 10 hari pertama. Radikulitis sacrum, yang
bermanifestasi sebagai konstipasi, retensi urin, dan parestesia dalam
distribusi saraf sekralis merupakan komplikasi yang jarang pada infeksi HSV 2
primer.
8.
Gejala sistematik biasanya mereda dalam 7 sampai 10 hari dan
lesi genital biasanya sembuh dalam waktu sekitar 21 hari.
9. Gambaran
klinis pada wanita cenderung lebih parah daripada pada pria.
10. Gambaran
klinis episode pertama herpes genitalis pada orang yang pernah terpajan ke HSV
tampaknya lebih ringan daripada mereka yang menderita infeksi genital primer
sejati.
2.3.
Diagnosis
Diagnosis
perlu di tegakkan secara pasti sehingga pasien dapat diberi konseling yang
tepat.
1. Bahan
diperoleh dengan mengerok secara hati-hati bagian dasar ulkus denganmenggunakan
stik aplikator berujung kapas harus dukirim dalam medium transfortasi yang
sesuai (mis: medium Hank) untuk isolasi virus dalam kultur jaringan.
2.
Pada wanita yang tidak hamil, deteksi antigen HSV dengan
imunofluoresensi atau enzyime-linked
immunoabsorbent assay (ELISA) dapat menjadi alternative praktis terhadap
kultur jaringan.
3.
Darah harus diambil pada kunjungan pertama, dan diulang 10
sampai 14 hari kemudian, untuk studi serologis, terutama dengan menggunakan uji
fiksasi komplemen (complement fixation
test,CFT). Individu yang mengidap infeksi primer akan membentuk antibody
dalam interval ini. CFT tidak dapat mendeteksi infeksi HSV 2 awal apabila
terdapat antibody terhadap HSV 1. Telah dikembangkan uji serologis Yng
spesifik-tipe, tetapi peran uji-uji ini dalam praktik klinis masih belum
diketahui pasti (Glasier, Anna, 2006)
2.4.
Terapi
1. Infeksi Primer atau Awal
1) Aciclovir
(200 mg per oral lima kali sehari selama 5 hari), famciclovir (250 mg 3 kali
sehari selama 5 hari), atau valaciclovir (500 mg 2 kali sehari selama 5 hari)
merupakan obat pilihan. Dibandingkan dengan pasebo, lesi lebih cepat sembuh,
nyeri lebih cepat reda, pembentukan lesi baru berhenti, dan gejala sitemik
lebih cepat reda.
2) Pasien
harus diperingatkan mengenai kemungkinan risiko autoinokulasi ke bagian-bagian
tubuh lain, terutama ke kornea, dan mengenai perlunya kebersihan yang ketat.
3) Hubungan
intim sebaiknya ditunda sampai seluruh lesi sembuh.
Penyakit Berulang (Kambuh). Anjurkan
untuk memakai obat-obat antivirus di atas masih belum jelas. Walaupun
perjalanan klinis penyakit sedikit banyak menjadi lebih singkat, namun secara
umum hal ini tidak member banyak keuntungan bagi pasien. Apabila diberikan
secara dini, mis : selama stadium prodroma, obat-obat ini dapat mengurangi
secara bermakna lama kekambuhan (Glasier, Anna, 2006).
2.
Terapi Supresif
Aciclovir (200 mg 4 x sehari atau 400 mg 2 x sehari), atau
famciclovir (250 mg 2 x sehari) mengurangi frekuensi kekambuhannya sangat
sering atau sangat mengganggu. Apabila diberikan selama setahun, angka
kekambuhan selanjutnya mungkin berkurang.
Aciclovir hanya sedikit menimbulkan efek samping, tetapi
keamanan pada kehamilan masih belum diketahui pasti. Konseling berperan penting
dalam penatalaksaan pasien dengan herpes genitalis (Glasier, Anna, 2006).
2.5.Herpes
Genitalis Pada Kehamilan
Infeksi
primer mungkin menyebabkan aborsi spontan, retardasi pertumbuhan intrauterus,
dan persalinan permatur. Pedoman-pedoman mengenai penatalaksaan herpes
genitalis pada kehamilan dapat ditemukan dibeberapa kepustakaan (Smith et al., 1998).
Infeksi
herpes neonates dapat terjadi intra-atau pasca-partum. Lebih dari 10 bayi yang
lahir dari ibu yang infeksi HSV primer aterm kemungkinan besar terifeksi dan
memperlihatkan gejala penyakit dengan kondisi ini, seksio sesarea mengurangi
resiko infeksi neonates, dan tindakan ini juga harus dipertimbangkan
apabila seorang wanita dating dengan infeksi primer selama 6 minggu
terakhir kehamilannya.
Risiko bagi bayi yang lahir pervaginam dari
ibu dengan HSV berulang pada aterm cukup rendah, tetapi harus dilakukan seksio
sesarea apabila pada aterm ditemukan lesi genital. Karena 60% wanita dengan
infeksi HSV yang melahirkan bayinya tidak memperlihatkan gambaran klinis
infeksi atau riwayat herpes genitalis, maka pemeriksaan penapisan rutin selama
kehamilan tidak dianjurkan (Glasier, Anna, 2006)
2. 6. Herpes Gestationis
Penyakit
herpes jenis ini hanya menyerang wanita yang hamil muda. Gejala khas penyakit
ini adalah munculnya sekelompok gelembung air atau lepuh-lepuh pada kaki dan
perut. Sekalipun tergolong herpes, namun penyakit ini tidak mengakibatkan
kecacatan pada janin. Dan herpes gestationis dapat diobati dengan memberikan
obat yang mengandung kortikosteroid. Sungguh pun demikian, penggunaan obat ini
seyogyanya dalam pengawasan dokter.Sebab bagi seorang ibu hamil,obat ini dapat
berdampak pada keguguguran janin.
Biasanya
lepuh-lepuh pada kulit di sekitar kaki dan perut akan hilang dengan sendirinya
setelah persalinan terjadi. Meskipun demikian, seseorang ibu yang pernah
mengidap penyakit herpes jenis ini, sebaiknya berkonsultasi dan melakukan
pemeriksaan apabila menginginkan kehamilan lagi. Sebab, seperti herpes lainnya,
Herpes Gestationis pun bersifat laten dan suka kambuh.
2.7. Herpes Simpleks
Penularan
penyakit ini terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang melempuh atau
melalui cairan yang keluar dari lepuh-lepuh pada kulit. Ada 2 tipe virus
Herpes Simpleks yakni virus HSV1 yang sering menyerang bagian bibir, mulut dan muka.
Dan virus HSV2 yang kebanyakan menyerang bagian bawah, terutama didaerah sekitar
kelamin.
Sulit membedakan gejala awal serangan dari
kedua tipe virus herpes simpleks, namun HSV1 kebanyakan menyerang mereka yang
belum atau baru saja akil balig, Penderita mengalami mirip gejala flu yang
disertai bisul atau borok yang timbul disekitar mulut.
Sedangkan
HSV2 merupakan penyebab utama herpes genitalis, berupa lepuh-lepuh pada kelamin
yang terasa menyakitkan. Obat anti virus acylovir dalam kondisi tertentu dapat
membantu meringankan rasa sakit.
2.8. Herpes Zoster
Penderita penyakit herpes jenis ini akan merasakan sakit yang hebat, sebab virus ini selalu menginfeksi sejumlah jaringan saraf. Seperti herpes lainnya, gejala awalnya berupa gelembung-gelembung kecil berisi cairan bening yang muncul secara tiba-tiba disekitar punggung,dada,leher atau wajah
Virus penyebab Herpes Zoster sama dengan virus penyebab cacar air, yaitu virus varicella-zoster. Oleh sebab itu penyakit ini sering disebut sebagai stadium ke dua dari cacar air, sekalipun ketika kanak-kanak pernah terjangkit tak menutup kemungkinan terjangkit kembali ketika dewasa. Definisi
2.9. Definisi varisella
Varicella / chickenpox atau sering disebut cacar air adalah suatu infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik – bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal. Merupakan infeksi akut menular, disebabkan oleh virus varisela-zoster.
Varicella merupakan penyakit anak-anak dan sangat jarang dijumpai
dalam kehamilan dan nifas. Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit
ringan, namun pada wanita hamil kadang-kadang bisa menjadi berat dan dapat
menyebabkan partus prematurus.
2.10. Etiologi
Penyebab
penyakit ini adalah oleh infeksi dari virus Varicella-Zoster (VZV) Penamaan
virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan
timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah
sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.
Secara morfologis identik dengan virus
Herpes Simplex. Virus ini dapat berbiak dalam bahan jaringan embrional manusia.
Virus yang infektif mudah dipindahkan oleh sel-sel yang sakit. Virus ini tidak
berbiak dalam binatang laboratorium. Pada cairan dalam penderita, virus ini
juga dapat ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat
diukur dengan tes ikatan komplemen, presipitasi gel, netralisasi atau
imunofluoresensi tidak langsung terhadap antigen selaput yang disebabkan oleh
virus.
2.11. Patofisiologi
Infeksi virus masuk bersama airborne
droplet masuk ke traktus respiratorius, tidak tertutup kemungkinan penularan
juga lewat lesi kulit tapi penyebaran paling efektif melalui sistem respirasi.
Selanjutnya virus akan berkembang di dalam sistem retikuloendotelial, kemudian
akan terjadi virema disertai gejala konstitusi yang diikuti dengan munculnya
lesi di permukaan virus.
Jalur transmisi varicella melalui
inhalasi/droplet infection, yang dianggap mulai infeksius sejak 2hari sebelum
lesi kulit muncul. Kemungkinan lain penularan terjadi melalui lesi di kulit.
Lesi di kulit dianggap tidak infeksius setelah semua menjadi krusta, dengan
kemungkinan penularan terjadi sampai 10-21 hari (rata-rata 15 hari, sejak awal
muncul lesi kulit).
Tanda awal varicella mungkin mirip
gejala flu, dengan malaise dan demam, diikuti munculnya lesi kulit yang khas.
Pada suatu periode waktu didapatkan lesi berupa makula, papula,
vesikel/pustula, dan krusta, dengan lokasi tersebar/tidak berkelompok.
Penyebarannya :
· Biasanya mulai dar badan (dada), menyebar ke wajah dan ekstremitas.
· Bentuk makula, papula vesikuladan krusta dapat terjadi
pada waktu yang sama.
Bila
terjadi infeksi skunder, cairan vesikula yang jernih akan berubah menjadi nanah
lymfodenopati.
2.12. Tanda Gejala
Pada penderita akan merasa sedikit
demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa di dapatkan nyeri sendi, sakit
kepala dan pusing. Berapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang
berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut.
Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah
menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin
terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk secara tidak sengaja. Jika
lenting ini tidak dibiarkan maka akan segera membentuk keropeng (krusta) yang
nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap
(hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu
kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Proses ini memakan waktu selama
6-8jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada bayi, misalnya bayi yang usianya
belum genap satu tahun akan lebih menderita pada saat terserang virus ini
karena demamnya bisa sangat tinggi. Kulitnya pun akan bisa terinfeksi bakteri.
Mereka belum bisa mengeluarkan apa yang dirisaukannya kecuali menangis.
2.13. Efek Samping
1. Pada Kehamilan
5
– 10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. Infeksi
varicella akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan
Komplikasi
maternal yang mungkin terjadi :
1) Persalinan
preterm.
2) Ensepalitis
3) Pneumonia
Resiko
terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada kehamilan
antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang
dari 13 minggu. Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu
pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24% . Bila
infeksi pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan
janin mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting”
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu
4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan
berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak
jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera
dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh
atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca
paparan. Imunisasi varciella tidak boleh dilakuykan pada kehamilan oleh karena
vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan
2.
Pada Persalinan
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu
4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan
berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.
Imunoglobulin varicella zoster (VZIG)
harus diberikan pada neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di
isolasi. Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang sangat infeksius.
Bila serangan Herpes
Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat ditularkan
secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.
2.14.
Komplikasi
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah
pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan
pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG
negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan.
Imunisasi varciella tidak boleh dilakukan pada kehamilan
oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan. Varisela pada ibu hamil
trimester pertama dapat menimbulkan kelainan kongenital sedangkan infeksi ibu
hamil menjelang melahirkan dapat terjadi varisela congenital.
Pada masa kehamilan angka kejadian Herpes Zoster tidak lebih
sering terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan resiko terhadap janin.
Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella
dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.
Untuk mengurangi risiko kerusakan akibat garukan, sebaiknya
:
- kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun menjaga kebersihan tangan
- kuku dipotong pendek agar saat digaruk tidak terjadi infeksi
- pakaian tetap kering dan bersih
- diberi obat antibiotikan atau jika kasusnya berat diberi obat anti-virus asiklovir.
- Isolasi untuk mencegah penularan
- diet bergizi tinggi (tinggi kalori dan protein)
- bila demam tinggi, kompres dengan air hangat
- upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air mandi.
- upayakan agar vesikel tidak pecah
2.15. Penatalaksanaan
Pengobatan
pada varicella, sebagai berikut :
1. Topical : Bedak dan antibiotika
2. Sistemik : Sedativa, antipiretik,
antibiotika untuk infeksi sekunder, acyclovir.
Pengobatan varicella dibagi menjadi 2,
yaitu pada penderita normal dan penderita dengan imunokompromise atau penurunan
system imun :
1)
Normal
-
Neonatus → Acylovir 500mg/m2 setiap 8
jam selama 10 hari.
-
Anak-anak → terapi sintomatis atau
Acyclovir 20mg/kgBB selama 7 hari.
-
Dewasa atau dengan kortikostreoid →
Acylovir 5x 800mg selama 7 hari.
-
Wanita hamil, Pnemonia → Acylovir 5x
800mg selama 7 hari atau Acylovir IV 10mg/BB setiap 8jam selama 7 hari.pemeriksaan sinar x torak untuk
menyingkirkan kemungkinan pneumonia mengingat bahwa komplikasi pneumonia
terjadi pada 16% kasus dan mortalitas sampai diatas 40%.
-
Bila
terjadi pneumonia maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit dan diterapi
dengan antiviral oleh
karena perubahan dekompensasi akan sangat cepat terjadi. Sindroma varicella
kongenital dapat terjadi. Diagnosa sindroma didasarkan atas
temuan IgM dalam darah talipusat dan
gambaran klinik pada neonatus antara lain :
-
Hipoplasia tungkai
-
Parut kulit
-
Korioretinitis
-
Katarak
-
Atrofi kortikal
-
mikrosepali
-
PJT simetrik
Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu
menderita penyakit pada kehamilan antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi
terjadi pada kehamilan kurang dari 13 minggu.
Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu
pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24%.
Bila infeksi pada ibu
terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami
infeksi maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting”
Bila infeksi terjadi
dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka
neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan
mortalitas 30%.
2. Imunokompromise
-
Penyakit
ringan –> Acyclovir 5×800mg selama 7-10 hari
-
Penyakit
sedang –> Acyclovir IV 10mg/kgbb selama 7 hari atau lebih lama
-
Acyclovir
resisten (AIDS) –> Foscarnet IV 40mg/kgbb sampai penyakit teratasi
Selain pengobatan diatas untuk
menurunkan demam, sebaiknya digunakan Asetamofen, jangan Aspirin. Obat
anti-virus boleh diberikn kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun.
Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini
lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam
waktunya 24 jam setelah munculnya ruam yang pertamanya. Obat anti-virus lainnya
adalah Vidarabin.
Setelah masa penyembuhan varicella,
dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak
mengkonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengkonsumsi obat.
Konsumsi vitamin C placebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti
juice jambu biji, juice tomat atau anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit
bisa didapat dari placebo, minuman dari lidah buaya, ataupun runput laut
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN VARICELLA
Ny “A” UMUR 25 TAHUN G1 P0 A0 UK 12 MINGGU
DI BPM. ERLI, MAGUWOHARJO
No
Register
: 052765
Masuk Rs Tanggal/Jam
:25 -04-2013/ Jam 08.10
WIB
Di Riwat di
Ruang : Pemeriksaan
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IBU
SUAMI
Nama
: “A”
“ L”
Umur
: 25
tahun
28 tahun
Agama
:
Islam
Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan :
SMA STM
Pekerjaan
: IRT
Pegawai swasta
Alamat
: Maguwoharjo Magowoharjo
No Telpon :
085312046565 021888
B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan kunjungan
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
2.
Keluhan utama
-
Ibu mengeluh merasa sedikit demam, nyeri kepala, pilek, cepat merasa lelah,
lesu, dan lemah. Serta adanya bintik-bintik merah berupa gelembung berisi
cairan bening pada perut.
3. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13
tahu
Siklus
: 28 hari
Lama
: 5-7
hari
Teratur :
Teratur
Sifat
darah
:
cair
Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Status
pernikahan : syah
Menikah
ke
: 1
Lama
: 1
tahun Usia menikah
pertama kali : 24 tahun
5. Riwayat obstetrik : G1 P0 A0 AH0
No
|
Hamil
ke
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
|||||||
Tahun
|
Tempat
|
Umur kehamilan
|
Jenis
|
penolong
|
JK
|
BB
|
B
|
Keadaan
|
|||
1
|
Hamil ini
|
6. Riwayat kontrasepsi yang digunaka
No
|
Jenis
kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
1
|
Ibu
mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
|
||||||||
7. Riwayat Kehamilan sekarang
a. HPM
: 01-02-2013
HPL
: 08-11-2013
b. ANC pertama kali umur
kehamilan
: 4+2 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester
I
Frekuensi
: 2 x,
Tempat : BPS
Oleh : Bidan
Keluhan
: Mual muntah, pusing
Terapi
: Asam
folat , kalsium
Trimester
II
Frekuensi
: belum dilakukan
Keluhan
: -
Terapi
: -
Trimester
III
Frekuensi : belum dilakukan
Keluhan :-
Terapi
: -
d. Imunisasi TT
TT1
: desember 2012 (caten)
TT2
: Pada umur kehamilan 4+2 Minggu
TT3:
belum dilakukan
TT4:Belum
dilakukan
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam
sehari)
Ibu
mengatakan belum merasakan adanya gerakan janin
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah / sedang diderita
(menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan saat ini sedang
menderita penyakit hipertensi
Ibu mengatakan
tidak sedang / pernah menderita penyakit menular ( PMS, HIV/ AIDS, HEP B)
penyakit menahun( ASMA, Jantung. Ginjal)
b. Penyakit yang pernah / sedang diderita
keluarga (menahun, menurun, menahun)
Ibu
mengatakan ibu kandungnya menderita penyakit hipertensi
Ibu mengatakan dari pihak keluarga
ibu maupun keluarga suami tidak sedang menderita penyakit menular seperti (PMS,
TBS, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit menurun ( DM, ASMA, ), penyakit menahun
seperti (Jantung , Ginjal, ASMA).
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga
ibu maupun keluarga suami tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai
riwayat operasi apapun.
e. Riwayat alergi obat
Ibu
mengatakan tidak mempunyai alergi obat.
9. Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum
hamil
Saat hamil
a.
Nutrisi
Makan
Frekuensi
: 3
x/hari
4- 5 x/hari
Jenis
: nasi, sayur,
lauk
nasi, sayur, lauk
Porsi
: 1
piring
1 piring
Pantangan
: tidak
ada
tidak ada
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
Minum
Frekuensi
: 6-7 x/hari
7- 10 x/hari
Jenis
: air putih,teh air
putih,susu
Porsi
: 1
gelas
1 gelas
Pantangan
: tidak
ada
tidak ada
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
b.
Eliminasi
BAB
Frekuensi
: 1
x/hari
1 x/hari
Warna
: kuning
kecoklatan
kuning kecoklatan
Konsistensi :
lembek
lembek
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
BAK
Frekuensi
: 5-6
x/hari
6- 8 x/hari
Warna
: kuning
jernih
kuning jernih
Konsistensi :
cair
cair
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
c.
Istirahat
Tidur siang
Lama
: 2
jam
3 jam
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
Tidur malam
Lama
: 8
jam
10 jam
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
d.
Personal Higiene
Mandi
: 2
x/hari
2 x/hari
Ganti pakaian : 2
x/hari
2 x/hari
Gosok
gigi : 2
x/hari
2 x/hari
Keramas
: 3 x/minggu
3 x/minggu
e.
Pola seksualitas
Frekuensi
: 2
x/minggu
1 x/minggu
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
f. Pola aktivitas
Ibu
mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti: mencuci, menyapu dan memasak.
10. Kebiasaan yang mengganggu
kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai
kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti ( merokok, minum jamu, minuman
beralkohol).
11. Psikososiospiritual dan ekonomi
(penerimaan ibu/suami/keluarga, perencanaan
persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, Kegiatan
social, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
- Ibu mengatakan
ibu,suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
- Ibu mengatakan belum mempersiapkan persalinan seperti : pendamping
ibu
pada saat persalinan, Donor darah, kendaraan, tempat
persalinan, penolong
persalinan.
- Ibu mengatakan ingin
memberikan ASI secara Esklusif pada bayinya.
- Ibu mengatakan ingin
merawat bayinya sendiri.
- Ibu mengatakan taat
dalam beribadah.
- Ibu mengatakan mengikuti
kegiatan social dikampungnya seperti pkk.
- Ibu mengatakan
penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu
mertua.
12. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,
persalinan dan laktasi)
- Ibu mengatakan sudah
mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
- Ibu mengatakan belum
mengetahui tanda-tanda persalinan.
- Ibu mengatakan belum
mengetahui menganai laktasi.
- Ibu mengatakan belum mengetahui cara perawatan bayi.
13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah
dan hewan peliharaan)
- Ibu mengatakan daerah
sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah
pabrik dan jauh dari kandang hewan)
- Ibu menagatakan tidak
mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing,
anjing, ayam, dan burung.
C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan
umum
: Baik
Kesadaran
:
Composmetis
Status
emosional
: Stabil
Tanda
vital sign
Tekanan
darah : 120/100mMhg
Nadi
: 84x/menit
Pernafasan
:
21x/menit
Suhu
:36,3oC
Berat
badan sebelum hamil : 48 kg Tinggi badan : 156 cm
Berat badan saat hamil : 57 kg
2. Pemeriksaan fisik
Kepala
: Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
Rambut
: panjang, lurus, hitam , tidak ada massa
Muka
: oval, ada strei gravidarum, tidak ada
bekas luka,
tidak
oedem
Mata
: simetris, tidak ada tanda –tanda infeksi, konjung tiva pucat
sclera
ikterik dan penglihatan baik.
Telinga
: simetris, bersih, trdapat lubang dan
gendang telinga
pendengaran
baik
Hidung
: simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada
polip,
tidak secret
Mulut
: simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah,
lidah bersih.
Leher
: tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan
tidak
ada pembesaran kelenjar vena jugu laris.
Dada
: tidak ada bunyi wezzing, tidak ada bunyi retraksi dinding
dada.
Payudara
: simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada
areola
mamae, dan Colostrums belum keluar.
Abdomen
: ballotemen (+) terdapat bintik –
bintik berupa merah berupa gelembung berisi cairan bening pada perut
Leopold I
: belum dilakukan
Leopold II : belum
dilakukan
Leopold III
:belum dilakukan
Leopold IV : belum dilakukan
Palpasi supra pubic : tidak dilakukan
Osborn
test
: tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donal : tidak
dilakukan,
TBJ : -
Auskultasi
Djj : -
Estremitas
Atas : Tidak ada
oedem, jari kuku tidak pucat
Ekstermitas
Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek
patella kaki
kanan dan kiri positif
Genetalia
:Tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak ada tanda – tanda infeksi
Anus
: Tidak ada hemoroid, dan tidak ada tanda-tanda infeksi
3.
Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
4.
Data Penunjang
Protein urin : -
Hb :
12gr/dl
II. INTERPRETASI DATA
A. Diangnosa kebidanan
Seorang
ibu Ny ”A” umur 25 tahun G1 P 0 A 0
UK 12 dengan varicella
Data
dasar
Data subyektif :
- Ibu mengatakan umur 25
tahun
- Ibu mengatakan ini
merupakan kehamilan pertama
- Ibu mengatakan belum pernah keguguran
- Ibu mengatakan sedikit deman, nyeri
kepala,pilek lesu , cepat lelah
- Ibu mengatakan terdapat bintik – bintik pada perutnya
Data
Obyektif :
KU
:
baik,
Kesadaran : Composmetis
TTV : TD: 120/100mMhg
R : 23/menit
N
:84/menit
S : 37.5oC
Ibu terliat pucat dan cemas.
Pemeriksaan abdomen : terdapat bintik-bintik merah berupa gelembung berisi cairan bening
berbentuk oval punggung, Lesi yang
terdapat di perut dan terdiri atas lesi kulit yang tidak seragam (berbeda
stadium erupsinya) dan penyebaran tidak merata.
B. Masalah
-
ibu mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan yang dirasakan
Data dasar
Data subyektif
-
Ibu mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan
yang dirasakan
Data obyektif
-
Ibu tampak khawatir dan gelisah
C. KEBUTUHAN KUSUS
-KIE tentang penyakit varicella dalam
kehamilan
-KIE cara mencegah dan mengatasi timbulnya penyakit
varicella
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
-
Dari varicella dapat menyebabkan terjadinya sindroma fetal
0.3% ( bayi lahir dengan cacat)
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A.
MANDIRI
-
Melakukan observasi pada ibu
B.
KOLABORASI
-
Berkolaborsi dengan dokter SPOG
-
Berkolaborasi dengan laboraturium
C.
MERUJUK
-
Merujuk kefasilitas kesehatan yang
memadai untuk mendapatkan penanganan dan
pengobatan lebih lanjut oleh dokter bagian obstetric dan ginekologi
V. PERENCANAAN Tanggal 25-04 -2013, Pkl: 08.20
WIB Oleh: Bidan
o
beritahu ibu dan
keluarga tentang hasil pemeriksaan
o
Beritahu ibu keluhan yang dirasakan
o
KIE mengenai penyakit varicella
o
KIE komplikasi varisella terhadap janin dan ibu
o
Anjurkan ibu untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium
o
Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal hygene
o
Anjurkan ibu untuk istirahat
o
KIE nutrisi
o
Beri terapi obat
o
Rujuk kedokter SPOG
o
Dokumentasi
VI.PELAKSANAAN Tanggal 25-04-2013
Pkl: 08.30 WIB Oleh: Bidan
o Memberitahu kepada ibu tentang keadaan
ibu yaitu:TD: 120/100mmhg R : 23x/menit N :
84x/menit S : 36,3oC,
ibu dan janinya dalam keadaan baik dan saat ini ibu sedang mengalami varicella.
o Memberitahu kepada ibu keluhan yang
dirasakan itu gejala awal yang biasa terdapat pada varisella atau yang biasa
disebut cacar air, dimana ibu biasanya akan merasa pusing, demam, pilek, lesu,
cepat lelah, dan terdapat bintk – bintik
berupa vesikel pada bagian tubuh.
o Memberitahu ibu tentang penyakit varisella
yaitu:Varicella / chickenpox atau sering disebut cacar air adalah suatu
infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik –
bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng,
yang menimbulkan rasa gatal. Merupakan infeksi akut menular, disebabkan oleh
virus varisela-zoster.
o Menjelaskan pada ibu komplikasi yang
bisa terjadi karena penyakit varicella diantaranya akan terjadinya sindroma fetal sehingga bayi ibu bisa lahir dengan cacat, dan ibu
bisa keguguran, jika tidak diobati
secara benar.
o Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan
Pemeriksaan laboraturium dengan tes serologi IgM varicella zoster dan melalui
pemeriksaan ELISA atau CFT, Pemeriksaan untuk menentukan imunitas ibu dengan menggunakan
FAMA -Fluorescent Antibody Membrane Antigen
o Menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang minimal 2 jam, tidak boleb tidur
terlarut malam dan melakukan aktifitas yang melelahkan seperti angkat berat.
o Menganjurkan
kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi mengandung vitamin, mineral,
protein, karbohidrat, seperti yang terdapat pada sayuran hijau, buah- buahan,
daging, ikan dan tempe, telor.ibu harus makanan minimal 3x/ hari dengan porsi
yang lebih banyak.
o Memberikan ibu obat kalsium, diminum
1x1/ hari, Acylovir 5x 800mg diminum 3x1/ hari dan asetamofen 3x1/hari.
o Merujuk ibu kefasiltas tenaga kesehatan
yang memadai untuk mendapatkan
pengobatan dan pelayanan dari dokter obstetric dan ginekologi dan mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
o Melakukan dokumentsai dengan mencatat
semua hasil pemeriksaan pada buku IKA dan kunjungan ibu hamil.
VII.EVALUASI Tanggal,25-
04-2013 Pkl: 08.40WIB oleh: Bidan
o Ibu sudah mengetahui keadaannya dan
janinya ibu merasa cemas
o Ibu sudah paham dengan keluhan yang
dialaminya ditandai ibu sudah terliat sedikit tenang.
o Ibu sudah paham dengan penyakit
varicella ditandai ibu mampu mengulang apa yang sudah dijelaskan oleh bidan.
o Ibu mengerti komplikasi yang bisa terjadi pada bayi dan
ibunya, ibu berharap dirinya dan janinya akan baik- baik saja.
o Ibu bersedia untuk segera melakukan cek dilaboratorium terdekat.
o Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
.
o Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi
o Ibu bersedia untuk mengkonsumsi obatnya
secara teratur.
o Ibu bersedia untuk dirujuk kefasilitas
tenaga kesehatan yang lebih lengkap.
o Dokomentasi sudah dilakukan pada buku
IKA dan kunjungan ibu hamil.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Herpes termasuk jenis penyakit tua karena sudah ada
sejak lama, Herpes termasuk jenis
penyakit biasa, disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks. Virus herper ini tidak
dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati. Obat yang biasa diberikan untuk genital
herpes adalah Acyclovir. Karena cara kerjanya menetap dalam system saraf tubuh,
virus tersebut tidak dapat disembuhkan atau dihilangkan selama-lamanya. Herpes
dapat juga ditularkan selama masa kehamilan dan kelahiran. Mengingat risiko
yang mungkin terjadi pada bayi dalam kandungan, para dokter selalu menganjurkan
operasi Caesar terhadap penderita.
Varicella merupakan
penyakit yang disebabkan oleh virus varisella sozter,bisanya sering terjadi
pada anak-anak dan sangat jarang dijumpai dalam
kehamilan dan nifas. Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit
ringan, namun pada wanita hamil kadang-kadang bisa menjadi berat dan dapat
menyebabkan partus prematurus, atau kematian janin.
4.2. Saran
Bagi ibu yang sedang hamil sebaiknya Selama masa
kehamilan selalu menjaga daya tahan
tubuh atau stamina sehingga tidak rentan
terserang berbagai penyakit. infeksi seperti
herpes dan varicella.
Diharapkan
iu yang sedang hamil
agar lebih menjaga kebersihan diri terutama pada bagian Genital (alat kelamin),
karena hal itu dapat mencegah timbulnya jamur atau virus pada bagian genital
yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti Herpes
Genitalis dan varicella.
Jika ibu mengalami gejala – gejala seperti nafsu makan
berkurang, demam, terdapat ruam pada bagian tubuh, dan tersa gatal ibu harus segera datang ketenaga kesehatan
untuk mendapatkan pengobataan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu
Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
http://sichesse kesehatan .com/2012/04/makalah-asuhan-kebidanan-varicella-pada.html
diunduh pada hari Minggu,28 April
2013 Pkl: 14.00 WIB
Blog yang menarik dan informatif sekali
AntwoordVee uitKlinik Apollo Adalah Rumah Sakit di Jakarta, Dibidang Andrologi dan Ginekologi, terbaik dan Nomor 1 di jakarta memberikan layanan medis prima, dilengkapi alat medis yang modern menyembukan berbagai penyakit kelamin seperti Gonore, Kencing nanah, Sipilis sifilis,Kutil kelamin , Kondiloma akuminata, Kutu kelamin, Keputihan, Ejakulasi Dini.
Biaya Operasi Kutil Kelamin
Cara Menyembuhkan Herpes Zoster
Penyebab Virus herpes Simplek
Bahaya Herpes pada Ibu Hamil
Blog yang menarik dan informatif sekali
AntwoordVee uitKlinik Apollo Adalah Rumah Sakit di Jakarta, Dibidang Andrologi dan Ginekologi, terbaik dan Nomor 1 di jakarta memberikan layanan medis prima, dilengkapi alat medis yang modern menyembukan berbagai penyakit kelamin seperti Gonore, Kencing nanah, Sipilis sifilis,Kutil kelamin , Kondiloma akuminata, Kutu kelamin, Keputihan, Ejakulasi Dini.
Biaya Operasi Kutil Kelamin
Cara Menyembuhkan Herpes Zoster
Penyebab Virus herpes Simplek
Bahaya Herpes pada Ibu Hamil